Selamat Datang di SMP Negeri 1 Tiris Kabupaten Probolinggo yang penuh informasi aktual dan terkini mengenai Peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, BOS maupun hal lainnya yang berkenaan dengan pendidikan dan kepegawaian

BAN - PDM

BAN - PDM

Sabtu, 08 Februari 2025

Evolusi Ujian Penentu Kelulusan Siswa di Indonesia (1950-2025): Implikasi terhadap Karakter Peserta Didik dan Kemajuan Pendidikan


Artikel : Evolusi Ujian Penentu Kelulusan Siswa di Indonesia (1950-2025): Implikasi terhadap Karakter Peserta Didik dan Kemajuan Pendidikan
Oleh : MUHAMMAD SUJA'I

Abstrak Ujian penentu kelulusan siswa di Indonesia telah mengalami berbagai transformasi sejak tahun 1950 hingga 2025. Dari sistem ujian terpusat yang sangat selektif hingga model asesmen yang lebih fleksibel dan berbasis kompetensi, perubahan ini mencerminkan perkembangan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan zaman. Artikel ini mengkaji sejarah evolusi sistem kelulusan, menyoroti dampaknya terhadap pembentukan karakter peserta didik, serta implikasinya terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa perubahan sistem ujian tidak hanya berpengaruh terhadap peningkatan kualitas akademik tetapi juga terhadap penguatan karakter siswa, seperti kejujuran, kemandirian, dan resiliensi dalam menghadapi tantangan.

Pendahuluan Pendidikan merupakan aspek fundamental dalam pembangunan suatu bangsa, di mana sistem evaluasi dan kelulusan siswa memainkan peran kunci dalam menentukan kualitas lulusan. Sejak tahun 1950, Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam kebijakan ujian penentu kelulusan. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada hasil akademik tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesiapan siswa menghadapi dunia kerja serta kehidupan bermasyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menelusuri sejarah evolusi ujian kelulusan di Indonesia dan menganalisis implikasinya terhadap pendidikan serta pembentukan karakter peserta didik.

Sejarah Ujian Penentu Kelulusan di Indonesia

  1. Era 1950-1964: Ujian Penghabisan Pada periode ini, ujian kelulusan dikenal dengan nama Ujian Penghabisan. Ujian ini berfungsi sebagai syarat kelulusan bagi siswa di tingkat pendidikan tertentu dan dilaksanakan secara nasional dengan soal yang disusun oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Bentuk soal berupa uraian atau esai, dan hasilnya diperiksa di pusat rayon. 

  2. Era 1965-1971: Ujian Negara Ujian Penghabisan berganti nama menjadi Ujian Negara. Materi ujian ditentukan oleh pemerintah pusat, dan ujian ini menjadi syarat kelulusan serta penentu bagi siswa yang ingin melanjutkan ke sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri. 

  3. Era 1972-1994: Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) Pada periode ini, Ujian Negara digantikan oleh Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA). EBTA diselenggarakan oleh masing-masing sekolah dengan pengawasan dari pemerintah. Meskipun demikian, standar penilaian masih ditetapkan secara nasional.

  4. Era 1995-2002: Ujian Akhir Nasional (UAN) EBTA kemudian berevolusi menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). UAN bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional dan menjadi salah satu syarat kelulusan siswa. 

  5. Era 2003-2019: Ujian Nasional (UN) Istilah Ujian Nasional (UN) diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Muhammad Nuh, menggantikan Ujian Akhir Nasional (UAN). UN menjadi syarat kelulusan dengan tujuan menentukan kelulusan, membuat pemetaan mutu pendidikan, dan menjadi dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. 

  6. Era 2020-2025: Penghapusan UN dan Penerapan Asesmen Nasional Pada tahun 2021, pemerintah menghapus UN dan menggantinya dengan Asesmen Nasional yang berfokus pada literasi, numerasi, dan survei karakter. Langkah ini diambil untuk mengurangi beban stres pada siswa, guru, dan orang tua, serta untuk menggeser fokus dari sekadar penguasaan materi menuju pengembangan kompetensi dan karakter. 

Implikasi terhadap Karakter Peserta Didik

  1. Kejujuran dan Integritas Sistem ujian yang menekankan hasil akhir sering kali mendorong praktik kecurangan akademik. Dengan pergeseran menuju asesmen yang lebih holistik, siswa didorong untuk memahami materi secara mendalam, mengurangi insentif untuk berbuat curang, dan menumbuhkan nilai kejujuran.

  2. Kemandirian dan Tanggung Jawab Penerapan asesmen berbasis proyek dan tugas mendorong siswa untuk bekerja secara mandiri, mengelola waktu, dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka. Hal ini membantu mengembangkan kemandirian dan rasa tanggung jawab yang lebih besar.

  3. Resiliensi dan Daya Juang Meskipun penghapusan UN bertujuan mengurangi tekanan berlebihan, tantangan dalam bentuk asesmen lain tetap ada. Siswa belajar menghadapi berbagai bentuk evaluasi, yang membantu membangun ketahanan mental dan kemampuan beradaptasi.

Implikasi terhadap Kemajuan Pendidikan di Indonesia

  1. Peningkatan Kualitas Pendidikan Pergeseran dari ujian berbasis hafalan menuju asesmen berbasis kompetensi memungkinkan sistem pendidikan lebih adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan zaman.

  2. Kesetaraan dalam Pendidikan Dengan dihapusnya UN sebagai satu-satunya penentu kelulusan, siswa dari berbagai latar belakang mendapatkan kesempatan lebih adil untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Ini juga mengurangi disparitas antara sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan.

  3. Penguatan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum yang lebih fleksibel dan berbasis asesmen mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti kolaborasi, kreativitas, dan inovasi. Ini sejalan dengan kebutuhan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global.

Kesimpulan Perkembangan sistem ujian penentu kelulusan siswa di Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025 menunjukkan pergeseran dari pendekatan evaluasi yang kaku menuju asesmen yang lebih fleksibel dan berorientasi pada pengembangan karakter. Perubahan ini memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Di masa depan, evaluasi pendidikan diharapkan semakin memperhatikan aspek holistik agar menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki karakter kuat dalam menghadapi tantangan global.

Daftar Pustaka

  • https://narasi.tv/read/narasi-daily/sejarah-ujian-nasional-di-indonesia-dari-ujian-penghabisan-hingga-asesmen-nasional
  • https://mediaindonesia.com/humaniora/277115/ini-sejarah-ujian-nasional-di-indonesia

0 comments:

Posting Komentar

PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA